Habis Ayam Kesrut, Terbitlah Festival Rujak Cemplung



Banyuwangi - Melestarikan dan mengenalkan kuliner khasnya, Banyuwangi tak pernah kehilangan inovasi dan ide yang dibalut dengan festival. Setelah menggelar Banyuwangi Kuliner yang mengangkat Ayam Kesrut, selang beberapa hari Pemkab Banyuwangi menggelar Festival Rujak Cemplung. Apa itu?
Makanan khas Banyuwangi ini sebenarnya banyak ditemukan di desa-desa dan kelurahan di Banyuwangi. Berbagai buah-buahan yang dipotong seperti dadu, dipadukan dengan bumbu rujak dan kuah asam yang asam.
Sebanyak 55 peracik Rujak Cemplung berlomba menyajikan makanan segar dengan bahan buah-buahan ini di Pelinggihan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi.
"Mereka berlomba menyajikan rujak cemplung yang enak dan segar. Kemarin ada 100 pendaftar, tapi karena kami batasi akhirnya hanya menerima 55 peserta," ujar Mohammad Yasin Soepardi, Ketua Panitia Fastival Rujak Cemplung, kepada detikcom, Minggu (15/4/2018).
Festival ini, kata Yasin, sengaja digelar Pemkab Banyuwangi bersama dengan Asosiasi Perusahaan Jasaboga Indonesia (APJI) untuk menyatukan visi kuliner. Sebab berbagai rasa dan tradisi pembuatan rujak cemplung berbeda di masing-masing daerah.

Baca juga: Diplomasi Kuliner Banyuwangi Melalui Ayam Kesrut

Rujak cemplungRujak cemplung Foto: Ardian Fanani
Baca juga: Ayam Kesrut Jadi Primadona di Festival Banyuwangi Kuliner
"Perbedaan pembuatan rujak cemplung pada bumbu dan kuah. Kalau bumbu ada yang pakai gula pasir ada juga yang pakai gula merah. Sedangkan kuah ada yang pakai cuka, ada pula pakai werak (fermentasi air kelapa muda). Kalau buah standar hampir sama. Namun yang kami nilai adalah kebersihan, rasa dan penyajian," tambahnya.
Sementara itu, salah satu peserta festival rujak cemplung, Edwin mengaku mengikuti ajang ini untuk melestarikan kuliner Banyuwangi yang hampir terlupakan ini. Jurus jitu rasa yang ditonjolkan olehnya adalah menggunakan werak atau fermentasi air kelapa.
"Ludes semua ini tadi. Karena rujak cemplung yang asli menggunakan werak buka cuka. Selain itu juga buah yang saya ambil adalah buah pilihan. Seperti mangga, timun, nanas, ketela rambat, pepaya muda dan masih banyak lagi. Kami tidak berharap menang tapi bagaimana melestarikan kuliner ini agar semakin dikenal," tambahnya.
Lain lagi dengan Ida, peserta nomer 23 ini mengaku mengandalkan buah lemon untuk menambah kesegaran rujak cemplungnya. "Biar tambah segar ada lemon yang saya tambahkan. Ludes semua tadi ini," tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, MY Bramuda mengaku festival ini muncul dari masyarakat Banyuwangi. Pihaknya mewadahi keinginan masyarakat untuk melestarikan kuliner khas Banyuwangi.
"Festival ini tumbuh dari masyarakat. Kami ingin mengangkat kuliner Banyuwangi Sebanyak-banyaknya agar menjadi pilihan wisatawan yang datang ke Banyuwangi," tandasnya.
(iwd/iwd)

sumber. detik.com

0 Response to "Habis Ayam Kesrut, Terbitlah Festival Rujak Cemplung"

Post a Comment

close
==[ Klik disini 2X untuk Close ]==